Kamis, 03 September 2015

Tanpa kita sadari, hidup adalah kumpulan luka-luka. Awal sebuah luka, adalah akhir dari luka sebelumnya. Dan akhir luka sebelumnya adalah  awala dari luka selanjutnya.

Ketika kau menutup dirimu karena luka yang masih begitu menganga, kau tengah mengalaminya. Mengalami luka itu. Berharap sebuh hanyalah angan-angan. Sebab tidak ada luka hati yang benar-benar sebuh. Selalu ada bekas yang akan menyiratkan sakit setiap kali kamu mengingatnya.

Dan ketika waktu berlalu, kamu belajar menerima. Berharap bahwa secuil bahagia akan membuat waktu yang terbuang sia-sia -dalam tangis dan derita- akan berakhir. Tapi di sanalah segalanya akan bermula. Luka selanjutnya.

Kita adalah air. Perjalanan kita akan selalu sama.
Mengalir, menguap karena panasnya kehidupan, mengawan, menetes menjadi hujan, dan kembali di alirkan. Akan seperti itu selamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar