Senin, 30 Mei 2011


Aku sama sekali tidak meragukan kemampuanmu dalam "memahami".
Aku juga tidak meragukan kehebatanmu dalam "mentoleransi".
Aku bahkan tidak punya alasan untuk meragukan
keteguhanmu dalam "mencintai".

Tapi aku meragukan kemampuanku
dalam menjaga hati
kamu
dan
aku.

Karena itu aku pergi.
Aku ingin memberikanmu kesempatan
untuk mendapatkan yang lebih baik dariku.
..!!

*katamu

Minggu, 29 Mei 2011

Talk to U


Dear [kamu]!

Kadang,
rasanya sangat sulit ketika melakukan sesuatu yang tidak biasa.

Menerima hal yang tidak ingin diterima.
Mengabaikan hal yang tidak ingin diabaikan.

Semuanya menghadirkan rasa sakit,
selalu!!!

Dan ketika semunya berkaitan dengan [kamu],
rasa sakitnya berganda.....

Be with U


Silahkan kamu pergi sejauh yang kamu mau.
Sejauh yang kamu mampu.
Itu tidak akan memberi jarak.
Karena hatiku berjalan bersamamu.

*Frans Budang

Kamis, 26 Mei 2011

tetap

hari ini,
aku berencana untuk berhenti memikirkanmu.

kemarin,
aku juga berencana untuk berhenti memikirkanmu.

kemarin dari kemarinnya lagi,
aku sudah pernah berencana untuk berhenti memikirkanmu.

kemarin, kemarin, kemarin, dan kemarinnya lagi,
aku terlampau sering berencana untuk berhenti memikirkan.

singkatnya,
setiap, hari aku berusaha untuk mengabaikanmu.
belajar membenci semua yang mengingatkanku padamu.
tapi, sekuat itu kamu bertahan dipikiranku!

Senin, 23 Mei 2011

terbangun [mimpi]

Pukul 2.42 pagi....!!

bertemu kamu, baru saja di alam abstrak. alam yang tercipta "mungkin" dari apa yang paling aku inginkan. alam di mana tidak ada norma yang akan mengkotak-kotakkan manusia. alam yang tidak menolak siapa pun untuk memilih siapa pun.

aku ingin tinggal di sana lebih lama. menatapmu bukan sebagai orang yang harus aku hindari. tapi sebagai orang yang pernah menjadikanku manusia istimewa. orang yang pernah menjadikan aku bermakna.

*pagi buta

Jumat, 20 Mei 2011

Rindu [tetap]

Namoraku terkasih....

sekarang pukul 2.03 pagi. kau pasti sudah terlalu lelap di kamarmu yang mungil itu. kamar yang dulu selalu menginfeksi kita dengan rindu. kamar yang dulu dindingnya memantulkan tawa kita yang kemudian diakhiri dengan tangis tanpa jeda. aku berharap kau tidak lupa lagi menutup jendela kamarmu, karena dingin sudah mulai menguap sekarang.

aku percaya banyak hal tidak perlu diungkapkan. seperti dulu, aku memilih untuk mencintaimu dengan perbuatan bukan dengan kata. maka hari ini, aku juga memilih untuk merindukanmu dengan perbuatan.

aku merindukanmu sejak kemarin. jangan kau tanya kemarin itu kapan! karena aku sudah tidak ingat lagi sejak kapan aku mulai merindukanmu. jika pun aku ingat, kau memerlukan kalkulator 14 digit untuk menghitung jumlah detik yang telah aku habiskan untuk merindukanmu. mengapa aku ingin mejumlahkannya dalam satuan "detik", bukan dalam menit, bukan dalam jam, bukan dalam hari, apalagi dalam bulan atau tahun? karena kau ada dalam setiap detik hidup yang aku lalui.

sekarang, sudah pukul 2.39 pagi. aku masih merindukanmu. aku rasa, beberapa detik kemudian pun, aku pasti masih bertahan merindukanmu dengan kerinduan yang sama besarnya. sebuah kerinduan yang tidak pernah memasrahkan dirinya untuk digusur oleh perpisahan. jangan tanya seberapa besar aku merindukanmu! karena aku tidak tahu. tidak ada cara untuk menakarnya juga tidak ada takaran yang bisa mengukurnya. tapi yang pasti, tidak pernah berkurang sekalipun ada jarak yang membentang sekarang. tidak juga berkurang sekalipun aku tahu mungkin aku telah tak dikenang. dan tidak mampu berkurang meski aku menginginkannya sekarang.

#tetap rindu Fransiskus Budang

Selasa, 10 Mei 2011


Ini bukan barang, tapi kenangan. dan ketika barang penuh kenangan itu kusimpan rapat-rapat, aku berharap juga bisa menyimpan semua kenangan itu rapat-rapat di rak terbawah ingatanku. tapi yang terjadi, sepagi ini, kamu telah terbangun dari ruang ingatanku.

*rindu untuk Fransiskus Budang

Senin, 02 Mei 2011

TENTANG KAMU YANG HARUS AKU LEPASKAN

Jika kau tahu aku "sangat tidak rela",

ketika bibir ini berucap

aku rela,

aku terima,

apapun.

kulakukan itu untuk menopang kebahagian pikiranmu.

bahkan ketika harus ada mereka, perempuanmu, dan pengantinmu di hadapanku.

Ketika aku berdiri tegak di antara jatuhku, jangan pernah berpikir aku hebat.

Sesungguhnya betapa kau perlu tahu tentang kata-kata yang sangat ingin aku ucapkan.

“Sesungguhnya aku kan menyimpan rasa tak terhingga untukmu sampai aku tertanam dalam bumi yang kurasa mati”

Dulu, aku harus menghancurkan pilihan dengan memilih kamu untuk menjadi pengantinku. Kini, Aku harus berbalik dengan semua yang pernah kulalui dengan nafas kasihmu.

Aku lepaskan kamu.

Fransiskus Budang

Minggu, 01 Mei 2011

?

Pagi ini, aku terbangun dengan satu kesadaran yang membebankan.

"Aku bahkan belum hidup untuk diriku sendiri. Lalu, mengapa beberapa tahun belakangan ini aku sempat hidup untuk orang lain. Menjadi orang lain hanya untuk orang lain."

Dulu, saat aku masih berada dalam lingkaran kisah itu, semuanya terasa layak untuk di jalani. Mencintainya menjadi sebuah kebenaran tertinggi untuk hari itu meski entah telah berapa banyak mulut yang mengatakan bahwa itu salah.

Dan sekarang, semakin aku jauh pergi, semakin aku menyadari betapa aku telah terlalu jauh jatuh hanya untuk sebuah perasaan sentimentil yang sepakat kita sebut CINTA. Cinta menjadi sebuah pembenaran ketika itu.

Lama,
lama sekali, hanya untuk menyadari bahwa "CINTA SAJA TIDAK CUKUP UNTUK HIDUP INI".