Kamis, 28 Oktober 2010

menyelami sejarah



persetan dengan hidup yang kamu janjikan.

persetan dengan kenangan yang membuatku berantakan.
persetan dengan perbedaan.
kamu yang mendorong saya untuk menjauh, ingat itu!!!!

saya tidak pernah berpikir untuk meninggalkan kamu. bahkan udara saja tidak mampu mengantarkan pikiran itu ke otak saya. meski setiap hari saya berhadapan dengan dengan mereka yang menentang kita hanya karena saya seorang "muslim" dan kamu seorang "kristiani". berkelut dalam tatapan menghakimi, kalimat mencaci maki dan tingkah menusuk hati. pernahkan saya berpikir untuk pergi? tidak Fransiskus Budang. tidak pernah terlintas di pikiran saya untuk pergi dan membiarkan kamu sendiri.

kamu yang mendorong saya untuk manjauh, ingat itu....!!!

kamu yang lebih tahu seberapa saya telah berjuang untuk menutup pertualangan ini dengan akhir yang kita rencanakan. kamu yang lebih tahu seberapa cinta kamu telah beranak-pinak dalam sel-sel otak saya. kamu yang lebih tahu apa saja yang telah saya dan kamu lewati untuk sampai pada kata toleransi sepenuh hati.

kamu tentu ingat, saya, wantia yang kamu pandang manja ini pernah bekerja sebagai SPG hanya untuk meyakinkan kamu bahwa saya bukan wanita yang hanya bisa di ajak becanda, bukan wanita yang hanya bisa dirangkul saat bahagia, bukan wanita yang hanya dibutuhkan saat kamu tertawa, tapi saya adalah wanita yang cukup untuk merangkul kamu lengkap dengan segala duka.

sampai pada puncaknya, masa depan saya sebagai mahasiswa juga saya gadaikan hanya untuk meyakinkan kamu bahwa saya masih berpegang teguh pada kata "selamanya". meski pada akhirnya tetap sia-sia. kamu bukan putih, kamu juga bukan kelam. tapi kamu abu-abu. kamu ingin bahagia tanpa harus mengecap mederita. kamu ingin tetap hidup dalam kasih sayang saya tanpa harus terbebani dengan hubungan yang ditentang hanya karena saya muslim dan kamu kristiani. apa lagi warna yang cocok untuk melambangkan kamu kalau bukan "abu-abu"?

dan sejarah yang baru saja saya lintasi tadi telah membuat saya benar-benar mengerti bahwa saya telah berjuang terlalu keras. kini waktunya untuk berhenti dan mengistirahatkan diri. duduk menikmati secangkir kapucino yang genit. atau kopi tubruk yang lugu.

dan cerita tentang kamu, akan menjadi lelucon kecil di hari tua bersama anak cucu saya menghabiskan senja....!!!!

Senin, 25 Oktober 2010

antariksa di hati kita


Aku merasa aku harus menangis agar sesuatu yang mengendap di hatiKu mencair. Agar air di sungai-sungai tempat perasaanku dialirkan tetap bergerak dan membawanya lepas ke lautan.

Simpan di pikiranmu, ini kenangan. Tolong di bingkai dengan masa agar kamu tidak pernah amnesia!!!

kamu pernah menghadiahkan bumi di otakku. Bumi dengan kehidupan yang sempurna. Bumi yang di peluk gravitasi yang menjadikannya teratur. Bumi yang ungu di waktu pagi, bumi yang cemrlang dikala siang, bumi yang jingga dikala senja, dan bumi yang temaram dikala malam. Bumi yang hijau tanpa pembalakan liar, sejuk tanpa badai dan banjir, hangat tanpa global warming. Bumi itu mengakar di sel-sel otakku. Tapi itu dulu. dulu sekali. Dulu yang tidak pernah menjadi dulu bagiku.


Sesekali, batu-batu angkasa, nukleus mengintai. Berencana membakar bumi dalam ledakan yang tak terduga. Menjilatnya dengan api yang memusnahkan. Tapi perasaan sepemahaman kita membentuk sebuah medan atmosfer yang kuat. Mengubah batu-batu itu menjadi cahaya berekor.

Dari kejauhan, manusia menatapnya dengan gembira tanpa pernah tau seberapa sakitnya kita saat atmosfer mengubah nukleus menjadi bola gas dan debu bercahaya yang menjadi ekor bagi komet-komet yang datang untuk menghancurkan. Seperti kerang yang mengerang kesakitan saat pasir melukainya dan mengubahnya menjadi muatiar yang bercahaya. Itu karena kita bersama.

Tapi bulan lalu, kamu melepas bumi tanpa gravitasi. Tanpa ikatan yang membuatnya teratur. Bumi mengapung di antariksa yang hampa udara. Seperti buih-buih yang tidak pernah tau lautan akan membawanya ke mana.

Apalagi alasannya selain kata “perbedaan”. sebuah kata yang tidak pernah bisa ku maknai secara sempurna, tapi begitu sukses membuatku berantakan. Pernah juga ku maknai kata itu dengan “perjuangan”. Tentu saja pantas kata itu kuberi makna perjuangan. Kamu sendiri tahu, bagaimana kita menapaki hidup agar kita bisa sampai pada kata sepemahaman, sepengertian. Tapi bulan lalu, saat kamu memutuskan untuk berhenti menggenggam bumi dengan gravitasi, aku memutuskan untuk mengubah makna kata itu menjadi “jarak”. Jarak yang tidak bisa di ukur dengan apapun, jarak yang tidak bisa ditaklukkan dengan cara bagaimana pun.

Mendadak cuaca di hatiku menjadi tidak menentu. semua kerena gravitasi itu. Hujan turun sembarangan waktu. Matahari bermunculan kapan saja. Bulan datang dan pergi sesukanya. Gemintang menghilang. Kadang juga mereka turun bersamaan. Dan petir-petir menjilat-jilat bumi. Guruh-gemuruh meraung-raung melantakan telinga. Kemudian bumi ditinggal sepi. Sendiri tanpa mereka yang membuanya berarti. Singkatnya, AKU BERANTAKAN.

Malam bagi dunia malah terasa seperti sore bagiku, dan pagi bagi dunia menjadi seperti subuh bagiku. Aku tidak pernah mejumpai jam sarapan lagi, sarapanku selalu merangkap makan siang itupun kalau sempat. Jika tidak, semuanya aku jamakkan saja menjadi makan malam.

Ini karena gravitasi. Ikatan yang tak nyata kelihatannya, tapi begitu terasa keberadaanya. Membuat cuaca jadi tidak menentu. Mengutuk khatulistiwa menjadi antartika. tempat kenangan tentangmu membeku dan membatu. tergeletak rapi, juga bergelantungan berserakan di dinding-dinding hatiku. Nampak klasik memang, tapi tidak pernah memudar. Kadang aku tersenyum dibuatnya. Tapi kadang juga aku menjadi sesunggukkan, terisak bahkan meraung seperti gemuruh guruh yang senantiasa ada saat hujan jatuh dari awan-awan pekat.

Sabtu, 23 Oktober 2010

menepi

Mulai hari ini, aku adalah cermin yang akan memantulkan bayangmu. Jiwaku sudah telalu lusuh untuk membingkai semuanya menjadi indah. Hatiku, bukan hati sempurna yang mampu menetralisir semua racun. Aku juga punya rasa terluka yang kadang kala menyeruak, namun sirna saat kita bertatap muka.

Ketika kau datang dengan penghianatan dan kebohongan, bekali-kali. aku harus menjadi cermin yang berkali-kali pula memantulkan bayang kesetiaan dan kejujuran. Melahirkan maaf dari hati yang mengerang kesakitan. Membangun kepercayaan yang sering sekali porak-poranda dan terasa mencekik karena tingkahmu. Tapi pada akhirnya, tetap tidak berharga di matamu.

Kamu lebih sering melirik bulan dengan sinar yang cemerlang. Yang terang dan begitu mudah ditangkap mata telanjang. Sedangkan aku, hanya titik putih di antara ribuan titik-titik putih lainnya di kelam malam. Bercahaya tapi kadang tak bisa ditangkap kornea. Redupku kadang membuatmu lupa bahwa aku ada.

Tapi pernahkan kamu menyadari bahwa aku selalu ada. Tak peduli sedang musim apa. Kemarau atau hujan di hatimu tidak pernah membuatku pergi. Aku tetap bersinar dengan cahaya yang apa adanya. Terus-menerus dan tanpa pernah berpikir untuk berhenti dan pergi meninggalkanmu sendiri. Cahayaku memang kerdil, tapi datang dari hati bukan karena pantulan dari benda lain layaknya bulan.

Ketika matahari bersembunyi di upuk barat, dan bulan sedang tidak musim bercahaya, Ketika satu per satu kebahagiaan meninggalkanmu, Kamu menoleh ke arahku. Mencari tempat untuk menyandarkan kepala dan hatimu yang terasa lelah dengan fananya kehidupan yang engkau tapaki. Dan ketika itu terjadi, pernahkah aku lari? Pernahkan aku mengeluh? Pernahkan aku menyalahkan? Bahkan kadang aku menjadi lupa bahwa aku begitu redup dan juga perlu cahaya. Tapi demi terangmu, kadang kubirkan semua sinarku berlabuh di matamu agar aku bisa melihat senyummu. Agar aku bisa menghapus laramu.

Meski kadang, bahagiamu tidak menjadi bahagiaku, tapi sedihmu selalu menjadi sedihku. Ada rasa sakit yang sama ketika aku melihat sakitmu. Kamu tidak pernah tahu betapa aku bahagia saat aku mampu menjadi pengusap air matamu. Menjadi tempatmu berbagi saat seluruh dunia terasa meninggalkanmu sendiri. Ada haru yang meretas hatiku.

Tapi ketika pagi datang, dan kamu menemukan cahaya yang lebih nyata, lebih besar, lebih cemerlang. Kamu kembali melupakanku. Meninggalkan aku yang tetap dengan cahaya redupku. Tanpa pernah berpikir apa yang paling aku inginkan. Dan semua itu tidak terjadi hanya satu kali, tapi berkali-berkali. Bahkan terlampau banyak jumlahnya untuk ku tulis dalam bilangan bulat.

Aku bukan manusia penggemar nyanyian burung yang rela mengurung burung-burung itu dalam sangkar hanya agar aku tetap mendengar nyanyian meraka. Atau pecinta ikan berwarana yang rela membirkan mereka terperangkap dalam kaca hanya agar aku tetap dapat menikmati indahnya. Aku selalu menjadikanmu angin, yang pergi tanpa pernah bisa di cegah dan kembali bila kau merasa lelah.

Ku pikir, semua itu bisa meluluhkan hatimu. Setidaknya, membuat kamu sedikit berpikir bahwa perlu cara yang baik untuk mengakhiri apa yang telah kita mulai. Ternyata tidak, semuanya menjadi debu ketika kamu menemukan sesuatu yang menurutmu jauh melampai aku. Bahkan, cahaya itu telah kamu peluk sebelum kamu memutuskan untuk melepasku selamanya. Dan itu baru aku ketahui setelah beberapa hari perpisahan itu terjadi. Padahal, yang paling di ingat dari sebuah perpisahan bukanlah rasa kehilangan tapi bagaimana perpisahan itu terjadi.

Kini, jiwa ini sudah terlalu letih. Renta termakan masa yang terasa percuma. Silahkan kamu bermandi cahaya yang baru kamu temukan. Semoga kemilaunya tidak pernah mampu membuatmu melirik cahaya lain.

Aku hanya akan menjadi cermin yang memantulkan bayangmu. Ketika mau datang dengan senyuman, makan kebahagiaanlah yang akan kamu lihat. Ketika kamu datang dengan air mata, maka kesedihanlah yang akan kamu nikmati.

Kamis, 21 Oktober 2010

jamur-jamur bersemantik

“Perubahan makna kata”

Ku pelajari frasa itu itu sejak aku masih duduk di bangku yang mengharuskanku berseragam putih biru. Kemarin aku juga mempelajarinya saat aku duduk di bangku yang tidak mengharuskan aku mengenakan seragam warna apapun meski pelajaran itu juga telah di ulang pada saat aku duduk di bangku yang mengharuskanku mengenakan seragama putih abu-abu.

Dan sekarang, hari ini, detik ini, saat aku duduk bersama beberapa manusia yang menggambarkan diri mereka seperti jamur musim hujan penghujung tahun. Tumbuh tanpa pernah bisa dicegah. Jangankan Fungiderm yang kemasannya hanya sebesar jari telunjukku, atau Kalfanax yang kemasannya sebesar ibu jari kakiku, pestisida dengan segala merek yang kemasannya sebesar lengan atasku pun tidak akan mempu menghambat pertumbuhan mereka. Mereka adalah jamur anti pembasmi. Mereka menjamuri otakku dengan tawa lewat makian sekelas comberan yang terasa seperti canda. Dan sekarang, hari ini, detik ini, saat bersama mereka, aku di ajarkan kembali tentang “perubahan makna kata”. Pelajaran yang pernah aku pelajari saat aku masih duduk di bangku yang mengharuskanku berseragam putih biru, pelajaran yang kemarin juga aku pelajari saat aku duduk di bangku yang tidak mengharuskan aku mengenakan seragam warna apapun meski pelajaran itu juga telah di ulang pada saat aku duduk di bangku yang mengharuskan aku mengenakan seragam putih abu-abu.

Namora*
Itu kata yang sedang aku bicarakan. Kata yang sedang mengalami “perubahan makan kata”. Seingatku dulu, bukan seingatku, tapi memang benar-benar nyata di ingatanku, Namora adalah kata sakral yang biasa kutulis saat aku hendak beranjak tidur. Kata sakral yang aku adopsi dari Portugis dan hanya kuperuntukan untuk kamu. Untuk menutup harimu.

“Mat mlam Namoraku trkasih.
Q titip rindu dlm selimut yang hangatkn tidurmu.”
To: Uju Q
Date: tahun-tahun setelah Februari

Itu mantra yang selalu aku tulis sebelum aku terlelap dalam kantuk yang dikirim Pencipta untuk mengistirahatkan tubuh juga perasaanku. Kini kata itu mengalami “perubahan makna kata”. Seperti halnya kata-kata yang lain, “perubahan makna kata” Namora juga dilatarbelakangi perubahan kebiasaan dan perubahan keadaan.

Jika dulu kata itu biasa kutulis dan kusimpan dalam inbox HP-mu, kini kata itu kutulis pada status FB-ku. Perubahan Kebiasaan menulis itu juga dilatarbelakangi oleh perubahan keadaan. Dan perubahan keadaan juga dilatarbelakangi oleh perubahan status.

Ketika keadaan berubah, aku mendadak merasa tidak punya hak lagi untuk menulis kata itu dan menyimpanya di inbox HP-mu. Perubahan keadaan yang didasari atas keputusanmu untuk mengubah status hubungan kita dari berpacaran menjadi berpisah. Tapi kamu belum mampu mengubah ritual sebelum tidurku. Dan akhirnya aku memutuskan untuk mengalihkan ritual itu dari HP ke FB.

Dan mereka yang menamai diri mereka jamur di musim hujan penghujung tahun benar-benar menjelma menjadi jamur. Tumbuh tanpa pernah bisa dicegah di statusku. Dimulai dari makian terhalus dan mengundang tawa, hingga makian tekasar yang juga masih mampu mengundang tawa, mereka mengajariku pelajaran “perubahan makna kata” itu. kata “Namora”. Kata yang sedang kita bicarakan.

“Saya curiga, jgn2 selama ini namora itu….patung bersutra merah….”
Itu awal perubahan makna kata itu.
Kata yang semula kupakai untuk menyapamu dalam sebuah ritual. Ritual sebelum tidur. Kini kata itu menjadi kata yang diucapkan dibanyak waktu. Kadang kepagian, kadang juga kesiangan, kadang mejelang dini hari. Tapi bukankah kata itu telah mengalami “perubahan makna kata”, jadi sah-sah saja jika kata itu juga mengalami perubahan waktu penggunaannya.

Kata Namora yang kuadopsi dari Portugis yang hanya kuperuntukkan untuk kamu kini mengalami “perubahan makna kata” kerena perubahan kebiasaan dan juga berubahaan keadaan yang dilatarbelakangi oleh perubahan status kita dari berpacaran menjadi berpisah. Kata yang semula berarti kekasih kini mengalami perubahan makna menjadi berhala. Berhala bersutra merah yang setinggi pinggangku di pelataran parkir sebuah rumah adat. Mereka memanggil berhala itu dengan sebutan Namora untuk “memperhalus bahasa”. Akan sangat berbahaya jika secara terang-terangan mereka menyebut patung itu berhala sedang orang-orang yang mengunjungi rumah adat itu menjadikanya penyelamat. Tempat mereka meminta beberapa hal yang mereka anggap Tuhan tidak mampu memberikannya. Bukan mahasiswa Prodi Bahasa Indonesia namanya jika kami tidak bisa bermain dengan kata-kata.

Jangan tersinggung Namoraku terkasih, mereka adalah jamur yang telah menjamuri otakku dengan tawa ketika kamu memutuskan untuk pergi dan menenggelamkanku dalam kesedihan yang menghancurkan. Meninggalkanku dalam hari-hari dengan kesedihan yang sempurna untuk membunuhku perlahan. Aku masih menyimpan kalimatmu, “Sedihku akan menjadi sedihmu juga”. Jika “perubahan makna kata” itu bisa mengundang tawaku, itu artinya perubahan makna kata itu juga harus mampu mengudang tawamu. Atau paling tidak tawaku mampu mengundang senyummu.

Tapi “perubahan makna kata” yang mereka ajarkan padaku tidak mampu mengubah kebiasaanku Namoraku. Tidak juga mampu mengubah perasaanku. Tidak juga mampu membuatku berhenti berpikir bahwa kamu adalah Namoraku. NAMORA TERKASIH yang aku KASIHI dengan KASIH yang TIDAK PERNAH GAGAL meski kini kita diterpa badai perpisahan yang muncul atas nama PERBEDAAN.

Senin, 11 Oktober 2010

purba

Frans Budang

Frans Budang Mbk, adx syg Mbk.

28 November 2009 jam 13:17 · · · Lihat Antar-Dinding


Frans Budang

Frans Budang ico mrah kh ma uju?lau uju da slh ma ico uju mta maaf y. uju ndk mau nglakukan kslahan2 sprti yg sdah2 ma icu krna uju syang bgat ma ico.

16 Januari jam 9:23 · · · Lihat Antar-Dinding

Frans Budang

Frans Budang ico....!!! uju kgen stgah mti ma ico.

17 Januari jam 18:46 · · · Lihat Antar-Dinding

Frans Budang

Frans Budang luv u ico.

27 Januari jam 23:53 · · · Lihat Antar-Dinding

Frans Budang

Frans Budang uju sayang ico selama y.....

03 Maret jam 18:04 · · · Lihat Antar-Dinding

Frans Budang

Frans Budang aku mencintai mu..............!!!!!!!!!!!!!!

18 Maret jam 17:59 · · · Lihat Antar-Dinding

Frans Budang

Frans Budang walau raga kita terpisah jauh namun hati kita slalu dekat
bila ku rundu aku pejam kan mata mu dsn rasa kan aku di sisi mu.

28 Mei jam 21:47 · · · Lihat Antar-Dinding

purba 1

Fitriani Bulovee

Fitriani Bulovee Kan Q ting9alkn smua'y bila kw menginginkan'y...

30 Desember 2009 jam 8:05 melalui Web Seluler Hanya Teman · ·

  • -Peri Vigenz- menyukai ini.
    • Tryee Wew Aq siap nmpug
      30 Desember 2009 jam 9:59 ·
    • Fitriani Bulovee nampung ape lok ne?
      aku cuma lagi kesal j be try...
      30 Desember 2009 jam 12:38 ·
    • Tryee Wew Kesl m cp jgn blg kesal m aq ya,,
      30 Desember 2009 jam 19:14 ·
    • Fitriani Bulovee Ksal ma AKU.
      Kdang2 jd manusia b0doh.
      Try mo nampung ap tdik?
      30 Desember 2009 jam 19:55 ·
    • Tryee Wew Gx blh blg gt lh,,,
      y nmpung,,perbaikan kesalhan2,,ny
      30 Desember 2009 jam 21:13 ·
    • Tryee Wew Biasa ol t jm brp
      30 Desember 2009 jam 21:59 ·
    • Fitriani Bulovee Lw krj, y pulang krj. Tp lw g krj. S0re.
      31 Desember 2009 jam 6:27 ·
    • Tryee Wew Oh y gmn twaran,,slgkh k mrn,d stjudax,,
      lw stju qt tnda tgan kntrk Wkakaka
      31 Desember 2009 jam 6:41 ·
    • Tryee Wew Ye k stia nya gak,,,
      ok,,dckh,,
      31 Desember 2009 jam 11:31 ·
    • Fitriani Bulovee Q syg ma pcar Q try. Q cme ngerase, he is my soul.
      Tp kte bse btman k0q.
      31 Desember 2009 jam 11:46 ·
    • Frans Budang Try: maksud'y ap ne????
      jgn ngajak "cal0n istri" Q slingkuh lgi.
      V3 (ico Q syg): thanks udh syg ma Q.
      Q jg syg ma ico.
      31 Desember 2009 jam 12:05 ·
    • Frans Budang Try: tngan Q msh bse nampung smue'y. Jd u g prlu nampung ap2. Krn Q g bkalan ngelepasin dy.
      31 Desember 2009 jam 12:07 ·
    • Tryee Wew Teng jak,,gx bkln q ap2 kn Cln istr u,,,
      kan k thuan kn cwek lo msh stia m lo,,,
      oK Lu Pnya cwek
      31 Desember 2009 jam 12:14 ·
    • Frans Budang Try:thans ats pngertian'y!
      Lw utk urusn cwek Q, sblum hr in jg Q dh tw lw dy bkan tipe cwek pnyelingkuh. Krn Q knal dy 2 thun yg lalu n Q ykin kdepan'y pn dy bkaln kyk kmren n hr in.Cma Q dk enk hati j bce tulisan u t.
      Q ne d ang9ap ap?
      31 Desember 2009 jam 12:25 ·
    • Tryee Wew Y kmu cwok ny lh,,,
      jgan hwtr,,aq bkn,,tipe,.,cwok perusak hbugan org,,,tpi lw engtes kasi k aq
      31 Desember 2009 jam 12:47 ·
    • Fitriani Bulovee Uju: piss Ju.
      Luv u much...!
      Try: oh, jd cma ngetas j? Kyk'y v3 lu2s kn pak guru? Jd dk prlu remedi dunk?? Trmksh dh ngetes...
      31 Desember 2009 jam 16:04 ·
    • Tryee Wew Ftri,,
      lw bnran dak enk lh m cwok ny,,
      oh kpn bsa ktmu?kn bsa cnda twa,,,
      31 Desember 2009 jam 17:46 ·

purba 2

Frans Budang

Frans Budang ico....!!! uju kgen stgah mti ma ico.

17 Januari jam 18:46 · · · Lihat Antar-Dinding

  • Anda menyukai ini.
    • Fitriani Bulovee sma la ju. ico jg kngen... trima ksih bwt KASIH'y namora Q trkasih....
      17 Januari jam 20:24 ·

purba 9

Frans Budang27 Januari jam 23:53 · · · Lihat Antar-Dinding

ultahku

Fitriani Bulovee

Fitriani Bulovee Mksh uju! Cintai aq smpai akhir usia Q

18 Februari jam 18:25 melalui Web Seluler Hanya Teman · ·

purba 8

Frans Budang

Frans Budang uju sayang ico selama y.....

03 Maret jam 18:04 · · · Lihat Antar-Dinding

  • Anda menyukai ini.
    • Fitriani Bulovee Co harap t kta2 dtang'y dr hati uju.
      Bkan cm d mulut j.
      03 Maret jam 18:06 ·
    • Frans Budang dua2 y co dri mulut dan dri hati jga.
      03 Maret jam 18:07 ·
    • Fitriani Bulovee G0mbal...
      03 Maret jam 18:12 ·
    • Frans Budang terserah ico lh mau ilang apa, yg pnting uju iklas bilang y.
      03 Maret jam 18:13 ·
    • Fitriani Bulovee Iye lh.
      Co jg syg uju.
      Syg bnget.
      03 Maret jam 18:14 ·
    • Frans Budang ngpa mtor y? kerusakan ditanggung pemakai hahahahahaha
      03 Maret jam 18:17 ·
    • Fitriani Bulovee Kampas'y t nyelip d cakram.
      Jd mt0r'y g bsa jln.
      Coba bca k0men dr dvi t.
      03 Maret jam 18:20 ·
    • Fitriani Bulovee Udh dk ol agk k?
      03 Maret jam 18:32 ·
    • Juli Porjayanti gmpang...
      serase fb ne punye die jax...

      julie ngontrak jax lah,,,hehehehe
      03 Maret jam 19:01 ·
    • Frans Budang boleh prbulan y 300 rbu . hehehehehe
      03 Maret jam 19:08 ·
    • Juli Porjayanti be,,,,,

      mhl nye bg,,,
      kurang agek lah.....
      03 Maret jam 19:09 ·
    • Frans Budang brapa mta dikurang y?
      03 Maret jam 19:10 ·
    • Fitriani Bulovee Wah,wah,
      k0q jd brbisnis d dinding sya?
      Ap-ap'n in?
      03 Maret jam 19:11 ·
    • Juli Porjayanti ‎@ ka fi: tu bg budang,,,nyuruh byar....
      03 Maret jam 19:15 ·
    • Frans Budang tenang jak ada komisi buat ico nti
      03 Maret jam 19:16 ·
    • Juli Porjayanti aok lah...

      kan buat nasa depan duet nye,,,hehehe
      03 Maret jam 19:17 ·
    • Frans Budang boleh ke macan tu?
      03 Maret jam 19:19 ·
    • Fitriani Bulovee Uju: Bleh lh lw gt.
      Co dpt 3o%.
      Dh mlam ne. Mo jam brapa pulang'y?
      Juli: pndai2 j nawar, pasti bse kurang agk. Kak trima brsih j.
      03 Maret jam 19:48 ·